Kick off Meeting Implementation Support Mission (ISM) Program ICARE di Sulawesi Selatan
Makassar- Gowa (5-6 Maret 2024). BSIP Sulawesi Selatan sebagai salah satu PIU ICARE melaksanakan kegiatan Kick Of Meeting Implementation Support Mission (ISM) yang dihadiri oleh tim world Bank (WB) dan tim PMU ICARE. Word Bank (WB) diwakili oleh Vikas Choudary (Program Leader for Sustainable Development World Bank) dan Triyanto Fitriyadi (Task Team ICARE), Franciska Melia (Social safeguard/ESF dan Suryaputrianita Satyanuveraha (Enviromental Specialist). Dari Tim PMU hadir Manajer ICARE (Hadis Jayanti, SP, MP, Ph.D), Tezar Ramdhan, S.TP., M.Eng., Ph.D, (Koordinator komponen B) Eko Kardiyanto dan Alif Rizky Zulkarnain A.Md (perwakilan Anggota komponen A dan C). Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangkaian ISM antara lain :
1. Diskusi dengan PIU ICARE Sulawesi Selatan.
Bertempat di Aula BSIP Sulawesi Selatan (5 Maret 2024). Kegiatan dipandu oleh manajer Icare (Hadis Jayanti). Triyanto Fitriyadi dalam arahannya menyampaikan bahwa ISM adalah salah satu bentuk monitoring dari WB yang bertujuan untuk melihat kemajuan dan progress pelaksanaan kegiatan ICARE di Sulawesi Selatan. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengali informasi terkait semua permasalahan dan kendala yang ditemukan selama pelaksanaan kegiatan ICARE dan bersama mencarikan solusi untuk mempercepat tercapainya tujuan dari ICARE yaitu terbentuknya Kawasan agribisnis berbasis korporasi. Tim PIU ICARE BSIP Sulsel yang diwakili oleh Dr. Rika Haryani dan Sudarsono, SP, M.Si. memaparkan progres kegiatan ICARE yang telah dilaksanakan tahun 2023 hingga februari 2024.
2. Kunjungan Lapang dan Diskusi dengan penerima manfaat ICARE, Masyarakat local dan penyuluh.
(1) Kunjungan lapang dengan petani kentang dan anggota koperasi Bawakaraeng Maju Bersama (BMM) yang berlokasi di desa Pattapang, Kecamatan Tinggi Moncong. WB, PMU, PIU Sulsel, penyuluh BPP bersama dengan seluruh anggota koperasi Bawakaraeng maju Bersama mengunjungi pertanaman kentang yang ada di sekitar lokasi. Pada sesi diskusi dengan anggota koperasi BMM, Triyanto Fitriyadi (WB) memaparkan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk sharing dengan petani dan ingin mengetahui sejauh mana pemahaman petani terhadap ICARE dan mengharapkan agar petani mensharing informasi terkait tantangan dan kendala atau permasalahan selama pelaksanaan kegiatan ICARE sehingga dapat didiskusikan bersama untuk mendapatkan solusi terbaik. Beberapa hal yang dibutuhkan oleh petani untuk difasilitasi oleh ICARE diantaranya penyediaan bibit kentang, pendampingan teknologi dan pendampingan dalam hal pengembangan koperasi. Perbenihan, olahan kentang dan budidaya kentang sehat dan terstandar merupakan beberapa unit usaha yang direncanakan akan diusulkan oleh koperasi BMM melalui skema Macthing Grant.
(2) Kunjungan lapang ke kelompok ternak Kaloro Larang dan kelompok ternak Magottong Desa Tonasa, Kecamatan Tombolo Pao. Kesempatan ini, tim WB, PMU dan PIU Sulsel, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Bappeda Gowa didampingi penyuluh berkunjung di dua lokasi kandang milik peternak. Dalam kunjungan ini, tim WB melihat secara langsung kondisi kandang dan ternak eksisting di lokasi, dan berdiskusi dengan peternak terkait teknologi dan manajemen yang diterapkan oleh peternak dalam pengelolaan ternaknya seperti pemeliharaan ternak (aspek kesehatan), pengelolaan kendang, pengelolan pakan, pengelolaan sisa makanan dan limbah ternak serta aspek bisnis (penjualan ternak). Beberapa informasi yang diperoleh dalam kunjungan ini antara lain : 1) Jumlah ternak dalam satu kandang 2- 3 ekor dengan penempatan kandang ternak berpencar di beberapa kebun peternak dengan pertimbangan agar mudah mendapatkan pakan ternak, 2) Bangunan kandang ternak masih sangat sederhana, 3) sisa pakan ternak dan limbah ternak belum dioptimalkan untuk diolah menjadi pupuk organik, 4) bahan baku untuk pembuatan silase cukup tersedia tetapi belum dimanfaatkan oleh peternak, 5) Belum dilakukan pemeliharaan ternak secara intensif, 6) Hama lalat ternak dan penyakit lumpuh ternak masih menjadi momok dan menjadi penyebab tertinggi dari kematian ternak, 7) pemeliharaan sapi belum borientasi bisnis hanya sebatas investasi biasa. Secara umum pengelolaan ternak masih sangat sederhana sehingga membutuhkan sentuhan teknologi mulai dari aspek pengelolaan kandang, bibit sapi, pemeliharaan, pengelolaan limbah ternak dan manajemen (bisnis) pemasaran ternak. Beberapa kebutuhan yang disampaikan oleh peternak antara lain pendampingan teknologi dan kelengkapan alat modern dalam pengolahan pakan/ pembuatan silase, pengadaan bibit ternak sapi dan pengadaan kandang ternak yang lebih modern.
(3) Diskusi dengan anggota koperasi Tonasa Mandiri Desa Tonasa, Kecamatan Tombolo Pao. Koperasi ini mewadahi petani sapi dan kentang. Diskusi ini bertujuan untuk menggali pengetahuan anggota koperasi terkait ICARE serta menggali informasi permasalahan, peluang dan menggali potensi koperasi untuk melakukan unit usaha yang sesuai dengan kebutuhan petani dan peternak. Diskusi dipandu langsung oleh WB (Triyanto). Vikas Choudary selaku Program Leader for Sustainable Development World Bank sangat mengharapkan agar unit usaha yang akan diajukan oleh koperasi merupakan hasil diskusi dan kesepakatan seluruh anggota dan melalui perencanaan yang matang dan professional sehingga unit usaha tersebut tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan seluruh anggota tetapi juga mengutungkan. Hal ini untuk memastikan bahwa bantuan ICARE melalui koperasi tepat sasaran. Hal lain yang ditekankan adalah bahwa unit usaha tersebut adalah skala bisnis oriented dan provit oriented sehingga nantinya akan tumbuh menjadi korporasi yang unggul, mandiri dan bahkan diharapkan akan menjadi salah satu koperasi percontohan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga negara lain. WB Lebih lanjut menekankan bahwa ICARE bukan bantuan langsung tetapi memberikan bantuan ke penerima manfaat (petani/peternak) melalui koperasi dengan skema Matcing Grant. Koperasi yang terbentuk bukan milik perorangan tetapi milik petani sehingga manfaat akan dirasakan oleh seluruh petani/peternak ICARE yang tergabung dalam koperasi. Beberapa harapan yang disampaikan oleh anggota koperasi antara lain ICARE melakukan pendampingan dan pembinaan terkait pengadaan bibit sapi, pembuatan pakan ternak/ silase, pengolahan limbah ternak/POP, POC, pemeliharaan sapi dan pendampingan manajemen koperasi
(4) Diskusi dengan Dinas Pertanian Kab. Gowa, Dinas Peternakan Kab. Gowa, Bapedda dan Penyuluh. Sesi diskusi ini bertujuan untuk memperjelas peran dan dukungan masing masing stakeholder dalam kegiatan ICARE. WB mengharapkan dukungan dari stakeholder (Dinas/pemda, Bapedda) untuk bersama saling bersinergi dan berkolaborasi mensukseskan program ICARE, namun demikian WB ingin memastikan bahwa kegiatan ICARE tidak bersingungan dengan kegiatan lain. ICARE hanya akan melaksanakan kegiatan yang tidak dilakukan oleh kegiatan lain. Dari pihak Pemda (Dinas terkait dan Bappeda) menginginkan agar ICARE mensosialisasikan lebih lanjut program/ rancangan bisnis yang akan dikerjakan oleh ICARE sehingga pihak Pemda dapat menentukan bentuk dukungan, sinergi maupun kolaborasi yang dapat dilakukan. Dukungan terhadap kegiatan ICARE tersebut dapat menyesuaikan dengan program kerja yang telah ditentukan baik di Dinas Pertanian, Dinas Peternakan maupun dengan Bapedda.
Sumber : Maintang